Uji Coba Varietas
Uji varietas padi Mekongga dilaksanakan di desa Pare Kecamatan Secang
Bumbung adalah potongan bambu dimana bagian bawahnya terdapat ruas sehinggha dapat menampung cairan. Bahan ini dapat menyumpan nira dengan baik dan tidak mampu ditembus sinar matahari sehingga nira tidak akan terinfersi, slang yang digunakan untuk mengalirkan nira juga harus slang gelap yang tidak mudah ditembus sinar matahari.
Labu Siam Hasil Uji
Pengujian Tekhnis
Uji varietas padi Mekongga dilaksanakan di desa Pare Kecamatan Secang
Sadapter
Oleh Agus Joko Triyono
Oleh Agus Joko Triyono
Sadapter adalah merupakan alat sadap Nira tanpa panjat setiap hari yang terbuat dari bahan anti korosif dan koagulan untuk menghindari terinfersinya gula.
Latar Belakang
Gula kelapa yang berasal dari nira tanaman kelapa [Cocos nucifera.
L] dan
Gula aren yang
berasal dari pohon aren atau inuou [Arenca
pinnata] telah lama
menjadi komoditas strategis yang
merupakan pemanis sehat dari alam dengan rasa
khas. Gula ini pemanfaatannya semakin lama
semakin meluas selain intuk pemanis masakan akan tetapi menjadi pemanis campuran minuman kesehatan yang
ber energi tinggi dan kini semakin besar permintaan produk olahan dari gula ini dari luar negeri, sebenarnya gula ini dalam produksinya tidak membutuhkan
modal yang tinggi namun selama ini belum banyak analisis yang
dilakukan.
Pengambilan nira ini masih harus dilakukan dengan memanjat setiap hari sehingga memiliki resiko yang
tinggi bahkan kedepan pemanjat akan semakin sulit didapatkan. Rekayasa baru harus mulai dipikirkan dengan adanya kelemahan tersebut agar
permintaan yang
semakin tinggi akan gula tersebut akan dapat dipenuhi kuantitasnya dan kualitasnyapun semakin baik.
Dengan menggunakan bahan aluminium voil dan sejenisnya koagulasi bahan hasil sintesa tanaman akan dapat dihambat serta diminimalkan terjadinya oksidasi meskipun dengan permuka an
yang luas.
Komparatif
Dengan Memanjat :
1.Resiko kecelakaan tinggi
2.Tenaga panjat semakin langka karena resiko tinggi
3.Tidak terlalu banyak biaya tambahan apabila tidak buruhan sebaliknya bila tenaga buruhan menjadi sangat tinggi
4.Biaya untuk sadapter akan menjadi pertimbangan
Dengan Sadapter :
1.Meminimalisir kecelakaan
2.Satu kali
panjat pada potong dan pasang
3.Memerlukan biaya tambahan yaitu rangkaian peralatan
4.Biaya lebih rendah dan waktu lebih cepat namun resiko pencurian lebih tinggi
Pembahasan
Manggar adalah bakal batang tempat buah kelapa atau aren yang
dapat disadap
Sadapter adalah merupakan rangkaian alat untuk menyadap nira yang
terbuat dari bahan sejenis aluminium yang
dimasukkan kedalam manggar yang
telah dipotong bagian ujungnya kemudian dilubangi menggunakan pisau rincing dan tajam serta diusahakan pisau SS [stainlessteel]
Mengapa aluminium ataupun aluminium voil : karena bahan tersebut mampu mengendalikan suhu dan pada siang hari bahkan dapat meningkatkan suhu sekitar serta bahan tersebut tidak korosif.
Bumbung adalah potongan bambu dimana bagian bawahnya terdapat ruas sehinggha dapat menampung cairan. Bahan ini dapat menyumpan nira dengan baik dan tidak mampu ditembus sinar matahari sehingga nira tidak akan terinfersi, slang yang digunakan un
LAHAN
PEKARANGAN
Dengan Model Verticultur
Dengan Model Verticultur
Oleh : Ir. Agus Joko Triyono
Lahan pekarangan adalah lahan kering yang
berada di sekitar rumah yang
dibatasi dengan pagar/batas. Penataan pekarangan ditujukan untuk memperoleh manfaat yang
sebesar-besarnya melalui pengelolaan lahan pekarangan secara intensif dengan tata letak sesuai dengan pemilihan komoditas dengan memperhitungkan intensitas cahaya matahari serta lamanya penyinaran didalam satu hari karena sifat tanaman ada 3 macam :
1.1.
Short Day Plant
2.2.
Medium Plant
3.
Long Day Plant
TUJUAN
PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN ANTARA LAIN:
•Meningkatkan keterampilan keluarga dan masyarakat dalam pemanfaatan lahan pekarangan di perkotaan maupun pedesaan untuk budidaya tanaman pangan, buah, sayuran dan tanaman obat keluarga
(toga), pemeliharaan ternak dan ikan, pengolahan hasil serta pengolahan limbah rumah tangga menjadi kompos.
•Memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga dan masyarakat secara lestari
•Menambah keindahan dan kesehatan lingkungan, serta mempertahankan sumberdaya genetik lokal
yang tersedia di setiap daerah.
•Mengembangkan kegiatan ekonomi produktif keluarga dan menciptakan lingkungan hijau
yang bersih dan sehat secara mandiri.
•Sasaran
Sasaran
yang ingin dicapai dari Pemanfaatan Lahan Pekarangan ini adalah berkembangnya kemampuan keluarga dan masyarakat secara ekonomi dan sosial, dalam memenuhi kebutuhan pangan dan gizi, menuju keluarga dan masyarakat
yang mandiri dan sejahtera.
ISTILAH
VERTICULTUR
sesuai dengan asal katanya dari bahasa Inggris, yaitu vertical dan culture, maka vertikultur adalah system budidaya pertanian yang dilakukan secara vertikal atau bertingkat, baik indoor maupun outdoor. Sistem budidaya pertanian secara vertikal atau bertingkat ini merupakan konsep penghijauan yang cocok untuk daerah lahan terbatas
Tanaman
yang akan ditanam sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan dan memiliki nilai ekonomis tinggi, berumur pendek, dan berakar pendek. Tanaman sayuran
yang sering dibudidayakan secara vertikultur antara
lain selada, kangkung, bayam, pokcoy, caisim, kemangi, tomat,
pare, kacang panjang, mentimun dan tanaman sayuran daun lainnya.
PEMBUATAN
WADAH TANAM VERTIKULTUR
Contoh salah satu wadah tanam dibuat dari dua batang bambu yang
masing-masing panjangnya
120 cm, dengan pembagian
100 cm untuk wadah tanam dan 20
cm sisanya untuk ditanam ke tanah. Pada setiap bambu akan dibuat lubang tanam sebanyak 10
buah. Bambu dipilih
yang batangnya
paling besar, lalu dipotong sesuai dengan ukuran
yang ditetapkan. Semakin bagus kualitas bambu, semakin
lama masa pemakaiannya.
Di bagian 20
cm terdapat ruas
yang nantinya akan menjadi ruas terakhir dihitung dari atas. Semua ruas
bamboo kecuali
yang terakhir dibobol dengan menggunakan linggis supaya keseluruhan ruang dalam bambu terbuka.
Di bagian inilah nantinya
media tanam ditempatkan. Untuk ruas terakhir tidak dibobol keseluruhan, melainkan hanya dibuat sejumlah lubang kecil dengan paku untuk sirkulasi
air keluar wadah
Pembibitan
Untuk memperoleh bibit yang baik umumnya dilakukan penyemaian benih di tempat persemaian, kemudian dilakukan penyapihan (pembumbungan) sebelum ditanam di lapangan.
• Tempat persemaian diberi naungan atap plastik transparan, dan atap menghadap ke timur.
• Media persemaian terdiri dari campuran tanah, kompos, dan sekam (1:1:1), diayak sehingga mendapatkan struktur tanah yang halus dan masukkan dalam plastik persemaian ukuran 6 x 10 cm.
• Benih dimasukkan di tengah media persemaian kemudian ditutupi tipis tanah halus dan disiram. Lalu ditutupi lagi dengan daun pisang atau karung basah.
• Setelah benih berkecambah (7-8 hari) tutup daun pisang atau karung dibuka.
Penyiraman dilakukan secukupnya tidak terlalu basah atau kering.
• Setelah membentuk 2 helai daun
(12-14 hari) bibit disemprot dengan insektisida berbahan aktif fipronil 50
gr/l, dosis penyemprotan
0,5 ml per liter
• Persemaian juga disiangi dengan cara mencabut gulma
yang tumbuh.
• Bibit
yang tampak terserang hama atau penyakit dibuang dan dimusnahkan.
• Sebelum dipindah ke lapangan atau
media tanam, dilakukan penguatan bibit dengan cara membiarkan bibit menerima langsung sinar matahari dan mengurangi penyiraman secara bertahap. Penguatan bibit dilakukan selama 7 hari.
• Bibit siap ditanam setelah berumur
3-4 minggu. Bibit tersebut sudah membentuk
4-6 helai daun, dan tinggi
5-10 cm.
PENYIAPAN
LAHAN BEDENGAN
UNTUK
LAHAN PEKARANGAN
lahan diolah sedalam 30-40 cm sampai gembur, dibuat bedengan dengan lebar 1-1,2 m, tinggi 30 cm, jarak antar bedeng 30 cm. Dibuat garitan-garitan atau lubang tanam dengan jarak tanam (50-60 cm) x (40-50 cm).
Komposisi
media tanam terdiri
dari TANAH : KOMPOS :
SEKAM/ARANG SEKAM 2:2:1.
dengan perbandingan Penggunaan
sekam bertujuan
untuk memperbaiki
drainase
sehingga
air tidak tergenang dalam polybag
akan tetapi akan tertahan
secara baik,
Tanah tidak mudah padat.
Polybag
Polybag
yang dipakai
berukuran 35 cm x 35 cm yang telah diberi lubang kemudian
meda diisi sebanyak ¾ dari volume polybag lalu disiram dan dibiarkan selama 5-7 hari
agar media tanam lebih siap
Penanaman
Pemilihan waktu tanam sangat penting terutama berhubungan dengan ketersediaan
air, curah hujan, temperatur, dan gangguan hama/penyakit.
• Pada penanaman
polybag dapat ditanam dua bibit.
• Pada lahan bedengan waktu tanam
yang baik pada awal musim hujan, Sebelum tanam, garitan-garitan
yang telah disiapkan diberi pupuk kandang atau kompos, dengan cara dihamparkan pada garitan.
Di atas pupuk kandang atau kompos diletakkan sebagian pupuk buatan, kemudian diaduk dengan tanah.
• Bedengan kemudian disiram dengan
air sampai kapasitas lapang (lembab tapi tidak becek).
• Penanaman sebaiknya dilakukan pada
sore hari, satu-dua tanaman
per lubang.
KEBERHASILAN pemanfaatan lahan pekarangan akan menambah keuntungan bagi pemilik lahan pekarangan, terutama didukung dengan pemilihan komoditas yang tepat dan pemeliharaan yang optimal. Pengetahuan
pemilik
lahan akan teknik budidaya
akan berpengaruh
terhadap
pemeliharaan tanaman dan hasil produksi